jualdigital quran,Blogger Store Template . Line:osthari ada keluarga di semarang yang memiliki tagihan listrik yang besar menurut mereka ,mengingat penghasilan mereka tidak hanya untuk membayar listrik saja ,ada tagihan tagihan lainya ,seperti PDAM,bayar kontrakan ,bayar sekolah anak,bayar cicilan motor Sekarangmari kita kupas mengenai bahan bakar dari air (BBA). Gambar2 : Batuan gn padang bisa menghasilkan energi listrik. Untuk mengetahuinya mari kita simak ayat Alquran Al-Araf 179. Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk PancaranCahaya Ilahiah. Dalam dokumen Pusaran Energi Kabah (Halaman 73-78) Allah berfirman di dalam QS. Al Hadiid : 12 bahwa orangorang beriman ketika dibangkitkan di akhirat nanti akan mengeluarkan cahaya di wajah dan di sebelah kanannya. "Pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di Halini sangat relevan dengan firman Allah swt, “Dialah yang menjadikan matahari dan bulan bagi mereka yang mengingat maupun mensyukuri-Nya”. Salah satu manifestasi dari mengingat atau mensyukuri itu adalah sudah saatnya umat manusia beralih memanfaatkan energi matahari dalam kehidupan sehari-harinya. Wallahu A’lam. Tags matahari dalam Al-Quran Didalam Al-Qur’an banyak penjelasan mengenai energi panas. Ayat Al-Qur’an Mengenai Panas Al-Qur’an dalam berbagai kontes menyinggung daya panas dan sumbernya untuk menarik perhatian manusia kepada kebesaran dan kekuasaan energi panas dalam tinjauan Al Quran . ANALISIS SKL,KI DAN KD SHOLAT JAMA’ QOSHOR (tanpa judul) KISI KISI DidalamAl quran terdapat penjelasan tentang listrik Buahapa yang ada di Alquran? 6 Buah yang Disebut di dalam Al-Qur'an dan Manfaatnya bagi Tubuh. Kurma. Buah kurma muncul di dalam sejumlah surah dalam Al-Qur'an. 2. Anggur. Anggur disebut beberapa kali di dalam Al-Qur'an. 3. Delima. Delima juga disebut dalam Al-Qur'an. 4. Zaitun. Tin. 6. Pisang. via Allahmengutus para rasul dan nabi untuk membimbing manusia. Tiadaberselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (Ali-’Imran:18-19) Waspadalah wahai kaum muslimin dan mukminat! Keharamanmencuri juga disebutkan dalam banyak sumber Alquran maupun hadis, beberapa di antaranya adalah firman Allah surah al-Maidah ayat 38, al-Baqarah ayat 188, al-Nisa’ ayat 29. yakni Fatwa No. 17 Tahun 2016 tentang Pencurian Energi Listrik. Adapun dalam Islam hukum potong tangan memiliki syarat-syarat tertentu untuk diterapkan kepada RwDr. 0% found this document useful 0 votes62 views2 pagesOriginal Titlealquran tentang listrikCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes62 views2 pagesAlquran Tentang ListrikOriginal Titlealquran tentang listrikJump to Page You are on page 1of 2 You're Reading a Free Preview Page 2 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. 17 Ayat Al-Quran Tentang Fisika - Fisika adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang benda mati dan gejala alam. Fisika tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia. Semua aktifitas kita berhubungan dengan fisika. Gerak, tenaga, energi, listrik, cahaya dan suara dibahas lengkap di dalam ilmu fisika. Pada tulisan kali ini blog Al-Quran Pedia akan membahas mengenai ayat Al-Quran yang menceritakan tentang biologi. Simak selengkapnya ayat-ayat di bawah ini. 1 Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. Al-Qamar 49 2 Allah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur sesuatu dan tidak pula di sebelah baratnya, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya berlapis-lapis, Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. An-Nuur 35 3 Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya ketetapan Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya. An-Nuur 39 4 Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya. Al-Mu’minuun 18 5 Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Al-Hijr 19 6 Dia-lah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung. Ar-Ra’d 12 7 Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara bagian-bagiannya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah juga menurunkan butiran-butiran es dari langit, yaitu dari gumpalan-gumpalan awan seperti gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya butiran-butiran es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. An-Nuur 43 8 Apakah kamu tidak memperhatikan penciptaan Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan dan memendekkan bayang-bayang dan kalau Dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu, kemudian Kami menarik bayang-bayang itu kepada kami dengan tarikan yang perlahan-lahan. Al-Furqaan 45-46 9 Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula, dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata Lauh Mahfudz" Al-An’aam 59 10 Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita? Nuuh 16 11 Inilah azab neraka, biarlah mereka merasakannya, minuman mereka air yang sangat panas dan air yang sangat dingin. Shaad 57 12 Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira. Ar-Ruum 48 13 Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki. Al-Hajj 18 14 Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, Asy-Syams 1 15 Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu. Faathir 9 16 atau seperti orang-orang yang ditimpa hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena mendengar suara petir,sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir. Al-Baqarah 19 17 Dalam siksaan angin yang amat panas, dan air panas yang mendidih, Al-Waaqi’ah 42 Itulah berbagai ayat Al-Quran yang berkaitan dengan ilmu biologi. Semoga ayat-ayat di atas menjadi renungan bagi kita dan menambah keimanan kita terhadap Allah Ta’ala. Semoga bermanfaat. Diselesaikan pada 11 Rajab 1439 Hijriyah/28 Maret 2018 Masehi. Ketika Allah memberikan suatu perumpamaan kepada manusia, tidaklah perumpamaan itu dijadikan Allah sebagai suatu omong kosong belaka. Setiap perumpamaan yang Allah ungkapkan di dalam Al-Qur’an diungkapkan agar manusia mau berpikir. Salah satu perumpamaan yang diungkapkan dalam Al-Qur’an adalah perumpamaan mengenai cahaya Allah. [2435] Allah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur sesuatu dan tidak pula di sebelah baratnya, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya berlapis-lapis, Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Surah An-Nuur 24 berarti cahaya, dan ayat 35 dari ayat ini membicarakan mengenai cahaya Allah. Ketika Allah mengumpamakan sesuatu, sebagaimana layaknya perumpamaan, Allah mengambil contoh sesuatu yang dapat diketahui oleh manusia. “Cahaya” Allah jauh lebih hebat dari pada itu, tetapi dalam menjelaskannya kepada manusia, Allah menerangkan sesuatu yang dapat diketahui manusia. “Dapat diketahui” disini adalah tetap dapat dimengerti oleh orang-orang pada masa ayat tersebut diturunkan dan memiliki maksud tersirat yang tetap “dapat” dibuktikan oleh orang-orang di masa yang akan datangnya. Dalam usaha untuk menangkap maksud tersirat dari suatu ayat Allah dalam Al-Qur’an, selalu kita lihat dalam redaksi aslinya. Mungkin ada sebagian orang yang mengatakan “Al-Qur’an tidak mengikuti tata bahasa Arab”. Tetapi tentu saja Al-Qur’an tidak terikat kepada tata bahasa atau grammar. Kata-kata Allah lebih tinggi maknanya dari sekedar mengikuti tata bahasa, dan setiap kalimat yang dikatakan oleh beberapa golongan “tdak mengikuti tata bahasa”, selalu ada maksud yang tersirat di baliknya. Tata bahasa adalah rumus yang di definisikan oleh manusia. Orang-orang arab pada zaman nabi pun, baik yang muslim maupun yang kafir, mengakui ketinggian bahasa Al-Qur’an. Sebagian menganggapnya lebih indah daripada puisi manapun, yang mana kita ketahui puisi sendiri sering tidak terikat pada tata bahasa. Dalam kaitannya dengan surah An-Nuur 24 ayat 35 di atas, secara tersirat menyebutkan apa yang telah ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern saat ini sebagai Listrik Kekekalan energi Spektrum cahaya Sebelum membicarakan lebih lanjut mengenai ketiga hal diatas, kita lihat terlebih dahulu terjemahan kata per kata dari surah An-Nuur 24 ayat 35 ini yang akan digunakan seterusnya dalam pembahasan ini, yaitu sebagai berikut “Allah cahaya langit dan bumi; perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah ceruk yang tak bercelah, di dalamnya ada pelita; pelita itu di dalam kaca; kaca itu seakan-akan bintang yang cemerlang; dinyalakan dari pohon yang diberkati – zaitun; tidak timur dan tidak barat; yang hampir-hampir minyaknya memendarkan sinar terang walaupun tidak disentuh api; cahaya diatas cahaya; Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki; dan Allah jadikan perumpamaan bagi manusia; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu“ Listrik dan hukum kekekalan energi Perhatikan potongan surah An-Nuur 24 berikut [2435] … perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah ceruk yang tak bercelah, di dalamnya ada pelita; pelita itu di dalam kaca; kaca itu seakan-akan bintang yang cemerlang; pelita itu seperti dinyalakan dari pohon yang diberkati – zaitun; tidak timur dan tidak barat; yang hampir-hampir minyaknya memendarkan sinar terang walaupun tidak disentuh api … Allah mengumpamakan “cahaya“-Nya sebagai sesuatu yang tidak sama dengan cahaya yang diketahui pada masa ayat ini diturunkan. Digambarkan bahwa cahayanya ini seperti suatu ceruk lubang/cekungan yang tak tembus kamisykaatin yang di dalamnya ada pelita/lampu di mana pelita ini berada di dalam suatu kaca zujaajatin yang mengindikasikan ceruk itu terbuat dari kaca, terlebih lagi kamisykaatin dan zujaajatin merupakan bentuk feminin, sedangkan pelita mishbaahun merupakan bentuk maskulin, yang mengakibatkan kaca ini terlihat seperti bintang yang terang dilangit malam. Pelita itu sendiri digambarkan seperti dinyalakan oleh minyak yang berasal dari pohon yang diberkati, yaitu pohon zaitun, dimana minyaknya mampu menerangi walaupun tidak tersentuh api. Apa yang terpikir oleh kita, di masa sekarang, jika mendengar suatu lubang, cekungan, ceruk terbuat dari kaca yang tak memiliki celah yang didalamnya terdapat cahaya dimana cahaya itu dinyalakan tidak menggunakan api sebagaimana lampu-lampu lentera yang digunakan di jaman dulu. Dan terangnya cahaya itu membuat “sang kaca” seperti bintang yang cemerlang ? Tentu saja jawabannya adalah salah satu penemuan terbesar sepanjang sejarah manusia, yaitu penemuan lampu listrik. Abad 19 merupakan abad dimana ilmu pengetahuan mengenai kelistrikan berkembang pesat. Dimulai dengan penemuan baterai oleh Alessandro Volta, sampai akhirnya penemuan bola lampu lightbulb listrik pertama oleh Thomas Alfa Edison. Bola lampu ini berpijar dengan memanaskan lempengan filamen dengan suhu yang tinggi dengan akhirnya bercahaya. Pemanasan ini dilakukan dengan menggunakan arus listrik melalui kabel yang dihubungkan dengan lampu tersebut. Lampu tersebut tidak menggunakan minyak dan api, tetapi menggunakan filamen dan listrik sebagai pengganti minyak dan api, dimana filamen tersebut jika dialiri listrik mampu berpendar dan bercahaya. Listrik ini sendiri terbentuk dengan sumber lain yaitu baterai atau pun sumber listrik lainnya. Terkait hal ini di katakan pula dalam ayat tersebut [2435] … pelita itu seperti dinyalakan dari pohon yang diberkati – zaitun; tidak timur dan tidak barat; yang hampir-hampir minyaknya memendarkan sinar terang walaupun tidak disentuh api … Dikatakan bahwa pelita itu seperti dinyalakan dari minyak yang berasal dari pohon zaitun yang khusus. Mengapa Allah mengumpamakan dengan pohon zaitun? Karena di zaman dulu, terutama di daerah arab dan mediterania, minyak zaitun digunakan sebagai bahan bakar untuk lampu. Tetapi lebih lanjut Allah menyatakan bahwa pohon zaitun ini, sebagai sumber penghasil “minyak”, bukan pohon zaitun biasa, akan tetapi pohon khusus yang mampu menghasilkan minyak yang mempu menerangi tanpa adanya api. Seperti halnya kilat, lonjakan listrik sendiri mampu memberikan cahaya yang terang, akan tetapi tidak lama. Untuk membuat listrik itu memberikan penerangan yang lama, dibutuhkan media lain yaitu filamen, dimana listrik disini berfungsi untuk memanaskan filamen sehingga akhirnya filamen berpendar. “Sang pelita” lebih lanjut di katakan sebagai “laa syarqiyyatin walaa gharbiyyatin“, “tidak timur dan tidak barat”. Sebagian tafsir mengatakan bahwa “laa syarqiyyatin walaa gharbiyyatin” disini mengindikasikan bahwa pohon zaitun disini adalah pohon yang tidak biasa, pohon khusus yang tidak tumbuh di timur maupun di barat. Hal ini mengindikasikan bahwa pohon tersebut bukanlah pohon zaitun secara fisik, akan tetapi sebagai suatu bentuk sumber energi yang nantinya akan menghasilnya “minyak” yang merupakan simbolisasi dari energi itu sendiri. Listrik sendiri, yang merupakan bentuk energi yang mengalir dari dari kutub positif ke kutub negatif, sering di asosiasikan juga dengan magnet yang memiliki kutub utara dan selatan. Bukan timur dan bukan barat. Dan energi listrik hampir-hampir menerangi, sebagaimana halnya kilat lightning, dan akan terus menerangi jika disalurkan ke dalam media lain yaitu filamen yang akan berpendar jika dipanaskan dengan energi listrik yang berubah menjadi energi panas, yang disimbolkan dalam ayat ini dengan “minyak”, menggunakan istilah metafora yang mampu diterima pada masa ketika ayat ini diturunkan dan tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan yang akan membuktikannya di masa kemudian. Lebih jauh perlu di perhatikan juga bahwa “laa syarqiyyatin walaa gharbiyyatin” juga dapat di artikan sebagai “tidak memiliki tempat terbit dan tidak memiliki tempat tenggelam” dalam kaitannya dengan “sang pelita”. Ayat ini memberitahukan kita “sang pohon zaitun” sebagai sumber minyak baca sumber energi menghasilkan “sesuatu” yang mempu memberikan cahaya, akan tetapi “sesuatu” itu tidak lah terbit maupun terbenam. Tentu saja, listrik sebagai suatu bentuk energi sebagaimana yang diterangkan dalam hukum kekekalan energi, tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, hanya dapat di ubah dari dan ke bentuk energi yang lain. Dalam kaitannya dengan lampu, listrik berubah menjadi energi panas sehingga mampu memanaskan filamen yang mengubah energi panas menjadi energi cahaya. Menurut teori “relativitas umum”, kekekalan energi ini bersifat relatif dan sebetulnya tidak bersifat kekal karena adanya lekukan umum wakturuang “manifold” yang tidak memiliki simetri untuk translasi atau rotasi. Dari sudut pandang agama, tentu saja semua bentuk energi awalnya diciptakan oleh Allah dan dapat dimusnahkan jika Allah berkehendak. Itu lah sebabnya dalam mengindikasikan energi yang dihasilkan oleh “sang sumber energi” atau “pohon zaitun khusus” ini menggunakan istilah “laa syarqiyyatin walaa gharbiyyatin“, yang berarti pada awalnya di ciptakan, dan suatu saat dapat dimusnahkan, akan tetapi dalam proses ditengah-tengah-nya tidak dapat di terbitkan baca diciptakan dan ditenggelamkan baca dimusnahkan oleh manusia, tetapi dapat di ubah dari dan ke bentuk energi lain, wallahu a’lam Spektrum cahaya [2435] … cahaya diatas cahaya nuruun ala’ nuurin… “nuruun ala’ nuurin” menggambarkan bahwa cahaya itu memiliki lapisan. Sebagaimana Allah menggambarkan bahwa langit itu berlapis-lapis dengan istilah “Dialah yang menjadikan tujuh langit, satu diatas yang lain” pada surah Al- Mulk 67 ayat 3, atau ketika Allah menggunakan ekspresi dan gaya bahasa yang sama ketika mengatakan kemurkaan yang berlapis di surah Al-Baqarah 2 ayat 90 “… Karena itu mereka mendapat kemurkaan diatas kemurkaan kemurkaan yang berlapis …” atau pada Ali-Imran 3 ayat 153 “… karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan kesedihan yang berlapis …“, maka di surah An-Nuur24 ayat 35 ini juga menerangkan bahwa pada dasarnya cahaya itu berlapis-lapis. Ilmu pengetahuan saat ini menyatakan bahwa cahaya itu terdiri dari beberapa lapisan spektrum. Cahaya itu sendiri merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik dimana apa yang kita sebut sebagai “cahaya” adalah spektrum elektromagnetik yang dapat terlihat oleh manusia visible spectrume. Spektrum elektromagnetik ini dibagi berdasarkan panjang gelombang dan frekuensinya, dimana yang diketahui manusia saat ini adalah mulai dari sinar gamma sampai dengan gelombang radio. Lapisan-lapisan cahaya atau dapat dilihat pada gambar dibawah. Sesuatu yang baru dapat diketahui dan dibuktikan saat ini akan tetapi telah disebutkan di dalam Al-Qur’an 14 abad yang lalu. Lebih lanjut Al-Qur’an menyebutkan mengenai zat pembentuk Jin sebagai berikut [1527] Dan Kami telah menciptakan jin sebelum Adam dari api yang sangat panas naari as-samuum [5515] dan Dia menciptakan jin dari nyala api maarijin “naari as-samuum” artinya “api yang juga memiliki sifat angin”. “samuum” berdasarkan Arabic-English Lane’s Lexicon dikatakan bahwa umumnya diartikan sebagai angin. Di beberapa terjemahan Qur’an dalam bahasa inggris dikatakan “samuum” sebagai angin yang berputar atau angin yang merusak. [1527] And the jinn We created before from scorching fire.terjemahan sahih international [1527] And the Jinn race, We had created before, from the fire of a scorching wind. terjemahan Yusuf ali [1527] And the jinn race We created earlier of the fire The Arabic word samum is sometimes understood to be pestilential wind of a pestilential fire. terjemahan Sedangkan “maarijin” secara literal berarti “api yang tidak berasap”. Jadi kedua ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa jin diciptakan dari api yang juga memiliki sifat seperti angin dan tidak berasap. Apakah sifat angin itu ? Jika api memiliki energi cahaya dan energi panas, maka angin memiliki energi kinetik, yaitu memiliki sifat bergerak dan mempunyai kecepatan. Saat ini diketahui bahwa sinar radiasi yang paling merusak yang pernah ditemukan manusia adalah sinar gamma gamma ray, sebagaimana spektrum radioaktif lainnya, sinar gamma bersifat panas dan membakar. Dengan nilai frekuensi yang tinggi seperti yang terlihat pada gambar di atas, yang berarti memiliki lebih banyak energi, sinar gamma bersifat paling merusak daripada yang lain. Selain itu karena memiliki panjang gelombang yang sangat pendek, sinar gamma hampir tidak dapat terbendung. Jika partikel alpha dan partikel beta hanya menyebabkan kerusakan/luka bakar pada lapisan kulit, maka partikel gamma dalam sinar gamma, dikarenakan ukurannya yang kecil, mampu menembus kulit dan merusak organ-organ dalam manusia tanpa disadari oleh manusia itu sendiri. Radiasi sinar gamma ini umumnya dihasilkan dari proses reaksi fusi nuklir. Dengan sifat yang membakar dan sangat merusak, merambat, bergerak dan memiliki energi sebagaimana layaknya angin, menjadikan sinar gamma sebagai “api yang tidak berasap dan bersifat angin“. Jika nembakar adalah sifat api energi panas, maka sifat angin yang dimiliki oleh sinar gamma disini adalah memiliki energi yang bergerak energi kinetik, energy in motion, wallahu a’lam. Dikatakan dalam website NASA bahwa “Hanya object yang sangat panas sekali atau partikel yang bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi yang dapat menghasilkan radiasi berenergi tinggi seperti sinar-X dan sinar gamma”. Jika benar jin itu dijadikan dari “api yang tak berasap” seperti sinar gamma gamma ray, apakah ini menjadikan jin itu kebal terhadap radiasi sinar gamma ? Ataukah mengakibatkan jin itu mampu dideteksi manusia sebagaimana manusia mendeteksi sinar gamma ? Menjawab pertanyaan ini, kita kembalikan kepada penciptaan manusia. Sebagaimana adam diciptakan dari tanah, pada dasarnya manusia itu berasal dari tanah. Apakah manusia bersifat seperti tanah ? Apakah manusia bisa diperlakukan sebagaimana kita memperlakukan tanah ? Apakah manusia tidak merasa sakit apabila dilempar dengan tanah atau lumpur, apalagi dalam jumlah yang besar ? Dari tanah, cahaya dan api, Allah menciptakan makhluk yang lain dan berbeda dari sifat bahan pembentuknya. Mengapa Al-Qur’an tidak mengatakan saja dengan jelas mengenai listrik, energi, spektrum cahaya dan sinar gamma? sekali lagi pertanyaan ini dikembalikan apakah orang-orang pada masa nabi Muhammad SAW pada saat Al-Qur’an diturunkan, orang-orang sudah mengetahui atau mendengar mengenai listrik, istilah energi, spektrum, maupun keberadaan snar gamma ? Sebagai wahyu Allah, Al-Qur’an menggunakan gaya bahasa yang tetap dapat dimengerti oleh orang-orang pada masa Al-Qur’an ini diturunkan dan tetap mampu selaras dengan apa yang ditemukan oleh manusia di masa yang akan datang. Keberkahan zaitun Sebagai penutup, mari kita lihat kembali potongan surah An-nuur 24 ayat 35 berikut [2435] … yang dinyalakan dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun … Ilmu pengetahuan saat ini telah dapat membuktikan mengenai khasiat dari pohon zaitun ini. Jika sedari dahulu buah zaitun olive dan minya zaitun olive oil banyak dikonsumsi sebagai makanan, obat dan bahan bakar untuk lampu, maka “keberkahan” pohon zaitun itu dibuktikan dengan penelitian yang ada di masa ini. Sebagian besar asam lemak yang dimiliki oleh buah zaitun dan minyak zaitun tergolong tipe mono-unsaturated, dimana asam lemak golongan ini tidak mengandung kolesterol. Dengan kata lain, buah zaitun dan minyak zaitun tidak meningkatkan kadar kolesterol akan tetapi menjaga kadar kolesterol dalam tubuh, sehingga minyak zaitun ini sangat bagik digunakan dalam memasak. Kegunaan lain dari minyak zaitun ini antara lain adalah pencegah kanker, mencegah radang sendi, membantu pertumbuhan tulang, mencegah penuaan, berperan baik dalam pengembangan otak anak, mengatur tekanan darah, dan mampu mencegah berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan organ dalam tubuh. Dengan banyaknya manfaat dari buah dan minyak zaitun ini, yang dibuktikan secara klinis dan eksperimen di masa sekarang, menjadikan pohon zaitun “pantas” dikatakan sebagai “pohon yang diberkahi”. Wallahu a’lam Maha benar Allah dengan segala firman-Nya dikutip dari berbagai sumber Untuk melihat dan mencari ayat-ayat Quran dapat melalui atau Panduan kata per kata dapat menggunakan Arabic-English Lane’s Lexicon Penyambung Tulisan -O0O- “Adakalanya Butiran Embun Merupakan Lentera Dalam Segenap Kegelapan…”